LEBIH DEKAT DENGAN KAMI DI -FB:Majalah SuryaMedia dan TWITTER: @SuryaMediacom-

SURYA MEDIA

08/09/15

MALAM 1 suro di parangtritis

Pantai Parangtritis merupakan salah satu obyek wisata yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia maupun Wisatawan asing. Parangtritis tepatnya di wilayah Yogyakarta di Dusun Pemancingan, Desa Grogol, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul kurang lebih 27 km dari kota Yogyakarta.
 Pada malam 1 Suro pantai ini dibanjiri oleh ribuan pengunjung yang akan melakukan tirakatan menyambut tahun baru Hijriyah. Hal ini tidak mengherankan karena selain memang keindahan pantainya sangat mempeson, tirakatan malam 1 Suro di Pantai Parangtritis diyakini membawa berkah.
Selain sebagai tempat melakukan tirakatan Pantai Parangtritis juga banyak terdapat tempat-tempat berziarah seperti Makam syekh Maulana Maghribi, Makam Kyai Sela Hening, Makam Syekh Bela Belu dan masih banyak lagi makam bersejarah yang bisa kita kunjungi. Selain makam juga banyak petilasan bersejarah seperti Gua Panepen sebagai tempat bertapa, Pesanggrahan Parangtritis atau tempat peristirahatan.
Keindahan lain yang dapat kita kunjungi adalah adanya bentuk lahan yang sangat indah dan jarang ditemui di tempat lain yaitu Sand Dune atau hamparan bukit pasir. Pantai Parang Endog yang terletak di kaki bukit gamping Pegunungan Seribu, Parang Wedang atau sumber Air Panas yang terletak di Barat Pesanggrahan Parang Tritis atau gua Panepen, merupakan bagian yang indah dari kawasan wisata Pantai Parangtritis.
Berdasarkan data dari berbagai sumber Parangtritis juga terdapat kerajaan makhluk halus yang tinggal di laut selatan atau lebih dikenal Kraton Segara Kidul. Pintu masuk ke Kraton Segara Kidul terletak di Pantai Parang Kusuma. Selain sebagai gerbang pintu masuk ke Kraton Segara Kidul Parang Kusuma juga merupakan tempat yang bersejarah dan mempunyai nilai mistis hingga tempat ini dikeramatkan.
Di Parang Kusuma inilah Raja Mataram I (Panembahan Senopati) untuk pertama kalinya berjumpa dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dan ditempat ini pula Panembahan Senopati mendapat petunjuk-petunjuk dan wahyu Kraton.
Pada waktu itu Panembahan Senopati ingin melepaskan diri dari Kesultanan Demak, untuk mencapai keinginannya beliau pertapa di Pantai Selatan dengan cara mengapung manghanyutkan diri di Sungai Opak. Sesampainya di laut Selatan Panembahan Senopati duduk bersila mengheningkan cipta diatas Watu Gilang dan dijumpai oleh Kanjeng Ratu Kidul yang menyampaikan ramalan dan petunjuk tentang Kerajaan Mataram.
Bahkan dari situlah Panembahan Senopati diajak Kanjeng Ratu Kidul untuk memasuki Kraton Segara Kidul, setelah tiga hari tinggal di Kraton Segara Kidul Panembahan senopati dengan kesaktiannya berjalan diatas air laut kembali kedaratan dan mendarat di Watu Gilang. Itulah sebabnya Watu Gilang di Parang Kusumo sampai saat ini dikeramatkan.
Setelah menjadi raja Panembahan Senopati masih sering dating ke Parang Kusumo. Waktu itu Watu Gilang masih terletak di tepi laut dan Parangkusumamasih sepi belum ada pemukiman penduduk, sehingga suasananya menjadi sangat sepi dan mencekam dimana sangat cocok untuk bertapa atau laku sesirih. Nama Parang Kusumo diambil dari kata Parang yang berarti batu (dalam hal ini batu gilang) sedang Kusuma yang berarti darah bangsawan yaitu Panembahan Senopati.
Atas keberhasilan Panembahan Senopati dalam bertapa di tempat tersebut. Kemudian banyak yang mengikuti jejak beliau. Seperti para bangsawan dan rakyat kebanyakan yang melakukan tapa brata di tempat itu. Bahkan wisatawan asing pun banyak yang melakukan tapa terutama pada hari atau bulan yang dianggap keramat, seperti malam Selasa Kliwon, malam Jum’at apalagi pada malam 1 Syuro banyak orang yang datang untuk sesirih.
Saat ini dari lokasi Watu Gilang untuk masuk ke pantai Parang Kusumo atau laut selatan sudah dibangun gerbang atau gapura yang cukup megah. Barangkali ini sebagai lambang dari pintu gerbang Kraton Segara Kidul.(Yon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar