Pantai
Parangtritis merupakan salah satu obyek wisata yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia maupun Wisatawan asing. Parangtritis tepatnya di wilayah
Yogyakarta di Dusun Pemancingan, Desa Grogol, Kecamatan Kretek, Kabupaten
Bantul kurang lebih 27 km dari kota Yogyakarta.
Selain sebagai tempat melakukan
tirakatan Pantai Parangtritis juga banyak terdapat tempat-tempat berziarah
seperti Makam syekh Maulana Maghribi, Makam Kyai Sela Hening, Makam Syekh Bela
Belu dan masih banyak lagi makam bersejarah yang bisa kita kunjungi. Selain
makam juga banyak petilasan bersejarah seperti Gua Panepen sebagai tempat
bertapa, Pesanggrahan Parangtritis atau tempat peristirahatan.
Keindahan lain yang dapat kita kunjungi
adalah adanya bentuk lahan yang sangat indah dan jarang ditemui di tempat lain
yaitu Sand Dune atau hamparan bukit pasir. Pantai Parang Endog yang terletak di
kaki bukit gamping Pegunungan Seribu, Parang Wedang atau sumber Air Panas yang
terletak di Barat Pesanggrahan Parang Tritis atau gua Panepen, merupakan bagian
yang indah dari kawasan wisata Pantai Parangtritis.
Berdasarkan data dari berbagai sumber
Parangtritis juga terdapat kerajaan makhluk halus yang tinggal di laut selatan
atau lebih dikenal Kraton Segara Kidul. Pintu masuk ke Kraton Segara Kidul
terletak di Pantai Parang Kusuma. Selain sebagai gerbang pintu masuk ke Kraton
Segara Kidul Parang Kusuma juga merupakan tempat yang bersejarah dan mempunyai
nilai mistis hingga tempat ini dikeramatkan.
Di Parang Kusuma inilah Raja Mataram
I (Panembahan Senopati) untuk pertama kalinya berjumpa dengan Kanjeng Ratu
Kidul. Dan ditempat ini pula Panembahan Senopati mendapat petunjuk-petunjuk dan
wahyu Kraton.
Pada waktu itu
Panembahan Senopati ingin melepaskan diri dari Kesultanan Demak, untuk mencapai
keinginannya beliau pertapa di Pantai Selatan dengan cara mengapung
manghanyutkan diri di Sungai Opak. Sesampainya di laut Selatan Panembahan
Senopati duduk bersila mengheningkan cipta diatas Watu Gilang dan dijumpai oleh
Kanjeng Ratu Kidul yang menyampaikan ramalan dan petunjuk tentang Kerajaan
Mataram.
Bahkan dari situlah Panembahan
Senopati diajak Kanjeng Ratu Kidul untuk memasuki Kraton Segara Kidul, setelah
tiga hari tinggal di Kraton Segara Kidul Panembahan senopati dengan
kesaktiannya berjalan diatas air laut kembali kedaratan dan mendarat di Watu
Gilang. Itulah sebabnya Watu Gilang di Parang Kusumo sampai saat ini
dikeramatkan.
Setelah menjadi raja Panembahan
Senopati masih sering dating ke Parang Kusumo. Waktu itu Watu Gilang masih
terletak di tepi laut dan Parangkusumamasih sepi belum ada pemukiman penduduk,
sehingga suasananya menjadi sangat sepi dan mencekam dimana sangat cocok untuk
bertapa atau laku sesirih. Nama Parang Kusumo diambil dari kata Parang yang
berarti batu (dalam hal ini batu gilang) sedang Kusuma yang
berarti darah bangsawan yaitu Panembahan Senopati.
Atas keberhasilan Panembahan Senopati
dalam bertapa di tempat tersebut. Kemudian banyak yang mengikuti jejak beliau.
Seperti para bangsawan dan rakyat kebanyakan yang melakukan tapa brata di
tempat itu. Bahkan wisatawan asing pun banyak yang melakukan tapa terutama pada
hari atau bulan yang dianggap keramat, seperti malam Selasa Kliwon, malam
Jum’at apalagi pada malam 1 Syuro banyak orang yang datang untuk sesirih.
Saat ini dari lokasi Watu Gilang untuk
masuk ke pantai Parang Kusumo atau laut selatan sudah dibangun gerbang atau
gapura yang cukup megah. Barangkali ini sebagai lambang dari pintu gerbang
Kraton Segara Kidul.(Yon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar